Allah SWT berfirman (yang artinya): Katakanlah (Muhammad), “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (TQS Ali Imran[3]: 31).

Ayat mulia tersebut, kata Imam Ibnu Katsir, menghukumi bahwa setiap orang yang mengklaim mencintai Allah SWT namun ia tidak berada di atas jalan Muhammad saw., maka pengakuan cintanya adalah dusta hingga ia mengikuti syariah Muhammad saw. dalam seluruh perkataan dan perbuatannya. Jika ia telah benar-benar mengiktui syariah Muhammad, Allah SWT pasti membalas cintanya. Cinta Allah kepada hamba-Nya tentu jauh lebih besar daripada cinta hamba kepada-Nya (Lihat: Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qurân al-‘Azhîm, I/440).

Cinta kepada Allah SWT bukan saja tidak pernah bertepuk sebelah tangan, tetapi akan berbalas dengan balasan cinta yang jauh lebih sempurna.  Pasalnya, cinta Allah SWT kepada hamba-Nya berarti limpahan ampunan, keridhaan dan pahala dari-Nya kepada hamba yang Dia cintai. Syaratnya, tentu hamba tersebut benar-benar mentaati Allah SWT dan Rasul-Nya dengan menjalankan seluruh syariah-Nya.

Bahkan cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya berbalas cinta para malaikat di langit dan para makhluk lainnya di bumi.  Nabi saw. bersabda: Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia menyeru Jibril, “Sungguh Allah mencintai si fulan. Karena itu cintailah dia.” Jibril pun mencintai dia.  Lalu Jibril menyeru penghuni langit, “Sungguh Allah mencintai si fulan. Karena itu cintailah dia.” Lalu para penghuni langit pun mencintai dia (HR al-Bukhari).

Semoga kita senantiasa mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya tentu dengan tetap istiqamah menjalankan seluruh syariah-Nya agar Allah SWT pun senantisa mencintai kita.